Sejarah Opera Cina di Melaka memiliki akar budaya yang kuat dari tradisi opera Cina yang dibawa oleh imigran Tiongkok ke kawasan Asia Tenggara, termasuk Melaka, sejak abad ke-15. Melaka, sebagai pelabuhan dagang penting dan tempat pertemuan berbagai budaya, menjadi lokasi di mana seni pertunjukan tradisional seperti opera Cina berkembang bersama dengan komunitas Tionghoa setempat.
Pada abad ke-15, di bawah pemerintahan Dinasti Ming, hubungan perdagangan antara Tiongkok dan Melaka berkembang pesat. Cheng Ho (Zheng He), seorang laksamana terkenal, membawa para pedagang dan imigran Tionghoa ke Melaka. Bersama dengan mereka, seni dan budaya Tionghoa, termasuk opera Cina, mulai diperkenalkan di Melaka.
Selain sebagai hiburan, opera Cina di Melaka berfungsi sebagai media untuk menghubungkan komuniti Tionghoa dengan akar budaya mereka. Pertunjukan ini juga menjadi sarana pendidikan bagi generasi muda tentang cerita rakyat, mitos, dan sejarah Tiongkok.
Busana bangsawan dalam opera Cina di Melaka merupakan adaptasi dari kostum tradisional opera Cina yang berasal dari Tiongkok, khususnya dalam bentuk-bentuk seni seperti opera Hokkien, Teochew, dan Kantonis. Busana ini dirancang untuk mencerminkan status sosial, karakter, serta peran tokoh yang dimainkan dalam cerita.
Busana bangsawan dalam opera Cina di Melaka menonjolkan unsur tradisional Tiongkok dengan adaptasi lokal yang dipengaruhi oleh budaya Peranakan. Beberapa ciri khas busana tersebut meliputi, warna yang menonjol. Setiap warna memiliki makna simbolis. Misalnya, merah melambangkan keberanian, kegembiraan, dan kemakmuran. Kuning warna bangsawan yang melambangkan kekuasaan dan kehormatan, biasanya dikenakan oleh raja atau tokoh penting. Hijau dan biru sebagai simbol keseimbangan dan kehidupan.
Busana dihiasi dengan sulaman rumit yang menggambarkan motif naga, burung phoenix, bunga teratai, atau awan, yang melambangkan kemakmuran dan perlindungan. Potongan busana yang panjang dan lebar memberikan kesan anggun dan megah, terutama untuk peran bangsawan atau dewa-dewi.
Busana dilengkapi dengan aksesori seperti topi mahkota (untuk raja), perhiasan kepala, ikat pinggang sutra, dan sepatu untuk menambah tinggi penampil. Setiap busana mencerminkan peran tertentu. Berikut adalah beberapa jenis busana bangsawan yang sering muncul dalam opera Cina di Melaka:
a. Busana Kaisar dan Raja
Ciri Utama:
Biasanya menggunakan warna kuning emas sebagai simbol kekuasaan.
Dihiasi dengan bordir naga lima cakar (simbol kekaisaran) dan hiasan kepala berupa mahkota dengan manik-manik yang menjuntai.
Fungsi:
Digunakan oleh peran kaisar, raja, atau dewa-dewa dalam cerita yang berlatar kerajaan atau mitos.
b. Busana Permaisuri atau Putri
Ciri Utama:
Warna-warna cerah seperti merah, ungu, atau emas. Riasan wajah lembut dengan aksen rambut yang dihiasi bunga, mahkota kecil. Lengan panjang dengan ujung lebar yang digunakan untuk gerakan tari yang anggun.
Fungsi:
Melambangkan kelembutan, kecantikan, dan keanggunan tokoh wanita bangsawan.
c. Busana Menteri atau Bangsawan Tinggi
Ciri Utama:
Warna seperti biru, hijau, atau merah tua.
Bordir yang lebih sederhana dibandingkan busana kaisar, tetapi tetap menampilkan motif yang menunjukkan status tinggi, seperti awan atau burung bangau. Topi khusus dengan sayap di samping kepala, dikenal sebagai "Zhanjiao", yang digunakan oleh pejabat tinggi.
Alatan dan Instrumen Muzik Tradisional adalah elemen penting dalam opera Cina, digunakan untuk mengiringi nyanyian, gerakan, dan emosi karakter.
Instrumen Melodi:
Erhu :
Alat gesek dua senar yang menghasilkan nada melankolis dan sering digunakan untuk menggambarkan emosi yang mendalam.
Pipa :
Alat musik petik berbentuk seperti kecapi. Digunakan untuk menciptakan melodi yang kaya dan dinamis.
Dizi :
Seruling bambu yang menghasilkan nada lembut atau tajam, bergantung pada kebutuhan adegan.
Sheng :
Alat tiup dengan pipa-pipa vertikal, sering digunakan untuk menambahkan harmoni.
Instrumen Ritma:
Gong besar yang digunakan untuk menandai transisi adegan penting atau untuk memberikan efek dramatis.
Drum :
Drum besar atau kecil digunakan untuk mengatur tempo, terutama dalam adegan aksi atau pertarungan.
Cymbals :
Alat pukul berbentuk piringan logam yang digunakan untuk memperkuat ketegangan atau perayaan dalam cerita.
Busana dan aksesori tidak hanya berfungsi sebagai pakaian, tetapi juga alat penting untuk membedakan karakter dan status sosial.
Topi Mahkota :
Digunakan oleh karakter kaisar, pejabat, atau jenderal untuk menunjukkan otoritas mereka.
Riasan Wajah :
Pola riasan dengan warna mencolok untuk menandakan karakter tertentu.
- Merah: Keberanian dan kesetiaan.
- Putih: Licik atau jahat.
- Hitam: Keadilan.
3. Properti Panggung
Properti panggung digunakan untuk membantu menggambarkan suasana dan lokasi cerita. Beberapa properti penting termasuk kipas, digunakan oleh karakter pria atau wanita untuk menunjukkan anggun, kebijaksanaan, atau untuk adegan tari. Pedang dan tombak, senjata yang digunakan dalam adegan pertarungan atau untuk karakter prajurit. Payung hias digunakan dalam adegan romantik atau tarian. Meja dan kerusi simbol universal yang sering digunakan untuk menggambarkan ruangan kerajaan, rumah, atau tempat lainnya.
Penyediaan opera bangsawan Cina di Melaka memerlukan persiapan yang teliti, melibatkan berbagai elemen seni, teknikal, dan budaya untuk menciptakan pertunjukan yang menarik. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam penyediaan opera bangsawan Cina di Melaka:
1. Pemilihan Cerita atau Skrip
Opera bangsawan Cina biasanya mengangkat tema-tema dari legenda, mitos, sejarah, atau cerita rakyat. Langkah awal melibatkan pemilihan cerita yang sesuai dengan acara atau festival. Contoh Cerita Popular :
Kisah tiga kerajaan (Romance of the Three Kingdoms).
Kisah cinta klasik seperti The Butterfly Lovers.
Legenda dewa-dewi Tiongkok, seperti Journey to the West.
Skrip sering kali disesuaikan dengan dialek lokal, seperti Hokkien, Kantonis, atau Teochew, untuk memudahkan penonton memahami cerita.
2. Pemilihan dan Latihan Pelakon
Pelakon dipilih berdasarkan kemampuan menyanyi, berlakon, dan menari.
Karakter dalam opera Cina memiliki kategori tertentu seperti:
Sheng: Peran pria utama.
Dan : Peran wanita utama.
Jing: Peran dengan riasan wajah tebal (biasanya tokoh antagonis atau berpengaruh).
Chou : Peran badut atau komedi.
b. Latihan Intensif:
Latihan Vokal:
-
i. Bahan Bacaan
Mackerras, C. (1983). The Chinese Theatre in Modern Times: From 1840 to the Present Day. London: Thames and Hudson.
Tan, C. B. (1988). Baba and Nyonya: The Peranakan Heritage. Selangor: Fajar Bakti.
Siew, L. L. (2004). The Chinese Opera: A Cultural Legacy. Kuala Lumpur: Pelanduk Publications.
Lim, C. H. (2015). "Traditional Chinese Opera in Malaysia: A Cultural Bridge." Asian Theatre Journal, 32(2), 123-145.