Tarian Nazam adalah salah satu bentuk tarian tradisional yang ada di Malaysia, terutama di kalangan masyarakat Melayu. Tarian ini memiliki kaitan dengan kebudayaan Melayu dan sering dipertunjukkan dalam berbagai acara adat atau keagamaan, serta pada perayaan-perayaan tertentu. Tarian Nazam memiliki asal-usul yang kaya, yang menggabungkan unsur-unsur seni, agama, dan adat istiadat. Berikut adalah penjelasan tentang asal-usul Tarian Nazam di Malaysia:
1. Asal Usul Nama "Nazam"
Nazam berasal dari bahasa Arab yang berarti "nyanyian" atau "lagu". Dalam konteks budaya Melayu, Nazam merujuk pada suatu bentuk syair atau puisi yang sering digunakan dalam upacara keagamaan atau adat. Biasanya, syair-syair ini berisi pujian kepada Tuhan, Rasul, serta nilai-nilai moral.
Tarian Nazam di Malaysia merupakan bentuk seni yang dipadukan dengan nyanyian atau syair-syair agama tersebut, sehingga tarian ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan tetapi juga sebagai sarana dakwah atau pengajaran agama.
2. Pengaruh Agama Islam
Tarian Nazam sangat erat kaitannya dengan ajaran Islam. Biasanya, tarian ini dipertunjukkan di dalam acara-acara keagamaan atau majlis-majlis yang berkaitan dengan Islam, seperti sambutan Maulid Nabi Muhammad atau acara perayaan keagamaan lainnya. Syair yang dinyanyikan dalam tarian ini sering kali mengandung unsur dakwah, seperti memuji Rasulullah atau mengingatkan tentang kebaikan dan ketakwaan. Oleh karena itu, meskipun ada elemen tari, Tarian Nazam tetap menjaga kesucian dan kehormatan agama Islam.
3. Asal Daerah
Tarian Nazam memiliki akar yang kuat dalam kebudayaan Melayu, khususnya di Malaysia. Walaupun tarian ini tidak terbatas pada satu kawasan saja, ia lebih sering dijumpai di kawasan yang memiliki pengaruh kuat dari budaya Melayu tradisional, seperti di negeri-negeri pantai timur Semenanjung Malaysia. Tarian ini juga diperkenalkan ke beberapa kawasan lain di Asia Tenggara melalui perjalanan agama dan perdagangan.
Selain sebagai hiburan, Tarian Nazam berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan nilai-nilai moral dan ajaran agama melalui syair-syair yang dipadukan dengan gerakan tari. Tarian ini juga digunakan dalam upacara-upacara adat atau keagamaan, seperti dalam majlis pernikahan, sambutan hari besar agama, atau sebagai bagian dari pertunjukan kebudayaan dalam festival-festival tradisional. Secara keseluruhan, Tarian Nazam di Malaysia adalah sebuah warisan budaya yang memadukan unsur seni tari, muzik, dan agama Islam. Meskipun ada berbagai jenis tarian Melayu, Tarian Nazam memiliki tempat khusus sebagai sarana penyampaian nilai-nilai moral dan spiritual, serta sebagai wujud ekspresi budaya yang khas dari masyarakat Melayu di Malaysia.
Gerakan tari yang lembut dan simbolis dipadukan dengan busana yang mencerminkan nilai-nilai tradisi dan keagamaan.Warna-warna busana Tarian Nazam biasanya lembut dan mencerminkan ketenangan, seperti biru, putih, merah muda, atau kuning emas. Motif busana sering kali terinspirasi dari alam, budaya Melayu, dan Islam. Bahan yang digunakan untuk busana ini cenderung halus dan nyaman, seperti sutera, satin, atau katun yang memberi efek anggun dan serasi dengan gerakan tari yang lembut.
1. Pakaian Wanita
- Baju Kurung: Baju kurung adalah pakaian tradisional Melayu yang sangat populer di kalangan wanita. Baju kurung terdiri dari atasan yang longgar dengan lengan panjang dan dipadankan dengan kain panjang yang jatuh di bawah lutut atau lebih panjang. Baju kurung biasanya terbuat dari kain yang lembut seperti satin atau sutera, dan sering dihiasi dengan bordir halus atau motif yang elegan.
- Baju Kebaya: Beberapa penari wanita juga mengenakan baju kebaya, yaitu pakaian tradisional yang lebih ketat di bagian tubuh atas dan biasanya dilengkapi dengan rok panjang. Kebaya sering dipadukan dengan kain sarung atau kain songket, yang memiliki motif yang kaya dan indah.
- Kain Songket: Untuk bagian bawah, wanita mengenakan kain songket yang memiliki motif tradisional, sering dihiasi dengan benang emas atau perak, memberikan kesan mewah dan anggun. Kain ini sering kali dipakai untuk menambah kesan formal dan menghormati tradisi.
Samping: Seringkali, penari wanita juga mengenakan samping, yaitu kain tambahan yang dililitkan di pinggang, yang membuat penampilan lebih formal dan elegan.
- Aksesori: Penari wanita dapat melengkapkan penampilan dengan selendang atau tudung, serta hiasan kepala seperti bunga atau mahkota kecil, yang menambah sentuhan anggun pada penampilan mereka.
2. Pakaian Lelaki
- Baju Melayu: Pakaian pria yang umum digunakan dalam Tarian Nazam adalah Baju Melayu. Baju ini memiliki potongan longgar dengan lengan panjang dan biasanya dipadankan dengan kain samping (kain yang dililitkan di pinggang). Baju Melayu memiliki desain sederhana namun tetap sopan dan elegan. Kain Songket atau Cekak Musang: Untuk bagian bawah, pria biasanya mengenakan songket atau kain cekak musang, yaitu kain tenun bermotif tradisional. Kain ini menambah kesan keanggunan dan formalitas pada pakaian pria.
- Songkok atau Serban: Di kepala, penari pria biasanya mengenakan songkok (topi tradisional Melayu) atau serban. Songkok umumnya berwarna hitam, sementara serban bisa berwarna putih atau warna-warna lembut lainnya.
- Aksesori: Terkadang, penari pria juga mengenakan keris sebagai simbol budaya Melayu, yang dipakai di pinggang.
Persembahan Nazam Asli tidak diiringi dengan alatan muzik, berbeza dengan persembahan Nazam Kreatif yang diiringi dengan alunan muzik sebagai menambahkan lagi keunikan kesenian ini. Alat muzik yang digunakan bagi mengiringi persembahan ini adalah terdiri daripada perkusi ‘chimes’, ‘conga’, ‘cajon’, ‘tamborine’, ‘shaker’ dan ‘yanke’.
Tarian Nazam biasanya dipentaskan dalam acara keagamaan atau adat, dan sering kali mengandung pesan moral atau dakwah. Berikut adalah langkah-langkah atau cara dalam mempersembahkan Tarian Nazam:
1. Persiapan Sebelum Persembahan
Latihan Gerakan Tarian: Penari harus terlebih dahulu berlatih gerakan tari dengan fokus pada ketepatan dan keanggunan. Gerakan dalam Tarian Nazam biasanya lembut, teratur, dan memiliki makna simbolis, sehingga setiap langkah harus dilakukan dengan penuh perhatian.
Pakaian dan Aksesori: Sebelum tampil, penari harus mengenakan busana tradisional yang sesuai, seperti baju kurung atau kebaya untuk wanita, dan baju Melayu untuk pria. Pakaian ini harus lengkap dengan aksesori seperti selendang, songkok, atau hiasan kepala agar penampilan tetap anggun dan sopan.
Musik Pengiring: Tarian Nazam diiringi dengan musik tradisional Melayu, seperti gendang, rebab, atau seruling. Musik ini memainkan peran penting untuk menciptakan suasana yang syahdu dan penuh makna. Pastikan alat musik yang digunakan siap dan terkoordinasi dengan baik.
2. Pembukaan Persembahan
Sambutan dan Pengantar: Sebelum memulai tarian, biasanya akan ada sambutan atau pengantar oleh pemandu acara. Ini bisa berupa penjelasan singkat tentang tujuan tarian atau pesan yang ingin disampaikan melalui tarian dan syair yang dibawakan.
Persiapan Posisi: Penari akan berada di posisi yang sudah ditentukan, dengan fokus pada kesopanan dan pengaturan formasi yang teratur. Tarian Nazam sering kali dilakukan secara berkelompok, dengan penari yang bergerak secara harmonis.
3. Gerakan Tarian
Gerakan Lembut dan Teratur: Gerakan dalam Tarian Nazam cenderung lemah gemulai dan penuh ketelitian. Penari harus memastikan bahwa setiap gerakan dilakukan dengan halus dan teratur, sesuai dengan irama musik yang mengiringinya.
Makna Gerakan: Setiap gerakan dalam tarian ini biasanya memiliki makna tertentu, yang berkaitan dengan nilai-nilai agama atau adat. Misalnya, gerakan tangan yang mengarah ke atas bisa melambangkan doa atau harapan, sementara gerakan yang lebih mendalam bisa menggambarkan rasa hormat atau kebersamaan.
Keselarasan dengan Musik: Gerakan penari harus selalu selaras dengan irama musik pengiring. Kecepatan dan tempo gerakan disesuaikan dengan musik, agar pesan dari tarian dapat tersampaikan dengan baik.
4. Penggunaan Syair dan Nyanyian
Syair atau Nasyid: Tarian Nazam sering kali dipadukan dengan pembacaan syair atau nyanyian yang mengandung pesan keagamaan atau moral. Syair ini bisa berisi pujian kepada Allah atau Nabi Muhammad SAW, atau pesan-pesan kehidupan yang baik dan luhur.
Penyampaian Syair: Syair atau nyanyian dapat disampaikan oleh penyanyi yang berada di latar belakang atau penari itu sendiri, tergantung pada kebiasaan dalam pertunjukan. Syair ini memberikan dimensi lebih dalam pada tarian, menjadikannya tidak hanya sebagai bentuk hiburan, tetapi juga sebagai sarana dakwah atau penyampaian nilai-nilai agama.
5. Penutupan Persembahan
Akhir Tarian: Tarian Nazam biasanya diakhiri dengan gerakan yang halus dan penuh penghormatan, sebagai tanda bahwa persembahan sudah selesai. Penari mungkin melakukan gerakan terakhir yang mengarah ke penonton atau tempat tertentu, sebagai tanda terima kasih atau penghormatan.
Ucapan Terima Kasih: Setelah tarian selesai, sering kali ada ucapan terima kasih atau doa sebagai bentuk penghormatan kepada penonton atau kepada pihak yang menyelenggarakan acara.
Kedamaian dan Kesederhanaan: Tarian Nazam diakhiri dengan suasana yang tenang dan penuh kedamaian, sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam tarian tersebut.
6. Etika dan Keagungan Tarian
Pentingnya Kesopanan: Dalam setiap langkah dan gerakan, penari harus menjaga sikap yang sopan, menghormati nilai-nilai budaya dan agama. Tarian Nazam bukan hanya pertunjukan seni, tetapi juga medium untuk menyampaikan pesan moral dan spiritual.
Penyampaian Pesan: Sebagai bagian dari tradisi keagamaan, tarian ini berfungsi untuk menyampaikan pesan dakwah melalui gerakan dan syair yang disampaikan. Oleh karena itu, penari perlu memastikan bahwa pesan tersebut tersampaikan dengan baik, dengan keseriusan dan rasa hormat yang tinggi.
Kesimpulan
Persembahan Tarian Nazam adalah gabungan antara seni tari, musik, dan syair yang sarat dengan nilai agama dan budaya. Prosesnya dimulai dengan persiapan yang matang, latihan gerakan yang teliti, dan penggunaan pakaian yang sesuai dengan adat. Selama tarian, penari harus menjaga keselarasan gerakan dengan musik dan syair yang mengiringinya, serta menyampaikan pesan yang terkandung dalam tarian tersebut dengan penuh penghormatan dan keanggunan.
-
i. Bahan Bacaan
Ismail Hashim, "The Art of Malay Dance"
Siti Hawa Othman, "Traditional Malay Arts"
Ali Haji Ahmad, "Melayu Tradisional: Seni dan Budaya"
Buku ini membahas secara umum seni dan budaya Melayu, dengan penekanan pada tarian tradisional yang digunakan dalam upacara adat dan keagamaan. Tarian Nazam dijelaskan dalam konteks ini.